Menunggu "Pembantaian" di GBK



Membalas kekalahan telak 3 - 0 dari Malaysia, rabu malam nanti Timnas  harus  berjuang keras menumbangkan saudara mudanya itu minimal dengan skor 4 - 0.   Alfred Riedl mengatakan anak asuhnya akan berdarah darah menghancurkan Malysia, dalam arti Firman Utina cs harus bersemangat pantang menyerah menggempur habis habisan gawang musuh pada pertandingan di kandang sendiri.
Bukan pekerjaan mudah, namun semua bisa terjadi, seandainya para pemain Malaysia kalut menghadapi puluhan ribu sorakan suporter mania bola sepanjang 90 menit, maka gol demi gol akan di tuai goolgetter timnas siapapun yang di percaya untuk bermain di leg 2.

Itulah yang telah  terjadi di stadion Bukit Djalil, bermain di kandang lawan, dikerjai laser suporter Malaysia, pemain  kita mati kutu,  mereka hilang konsentrasi, sehingga dalam waktu hanya 12 menit 3 gol dijebloskan pemain depan malaysia ke gawang Indonesia. Padahal secara kualitas teknis mengolah bola, pemaian kita berada satu level diatas mereka, namun  apa-daya semua menjadi hilang ketika perhatian fokus Timnas terpecah karena  terganggu  suasana stadion.

Jadi ini adalah masalah bagaimana memberi semangat pemain sendiri sekaligus menteror mental pemain musuh, karena sesungguhnya  suporter tidak dilarang berteriak sekeras kerasnya,  lain dengan pertandingan tenis lapangan dimana  penonton harus diam selama bola hidup.  Kondisi seperti inilah yang diharapkan, kemampuan ketrampilan mengolah bola akan lenyap kalau mental petandang sudah di jatuhkan.

Kita lihat saja nanti, apakah Presiden masih berminat menyemangati anak bangsanya di Gelora Bung Karno atau secara mendadak Bapak kita ini mempunyai agenda lain.   Menpora tidak ada pilihan lain, apalagi Ketua Umum PSSI, mereka harus mempertanggung jawabkan semua rangkaian Piala AFF ini dengan kehadirannya di GBK.  Hanya saja mungkin tribune kehormatan akan sepi dari pejabat yang tadinya numpang beken, baik dari DPR, Menteri Kabinet dengan isteri dan anak cucunya sampai kepada para Politisi.

Terakhir suporter sejati sepak bola Indonesia yang telah berdarah darah terlebih dahulu memperebutkan kursi GBK,  mereka  tidak akan patah semangat menggelorakan jiwa juang pemain bola pujaannya. Kita wajib menang, berjuang matian matian dilapangan demi membela kehormatan bangsa yang telah tercabik cabik akibat pelecehan bangsa di malaysia, mulai dari TKW, kawasan kepulauan, budaya tradisional yang diakui dan terakhir kekalahan di lapangan hijau.

Mari bersatu mengelorakan semangat Bambang Pamungkas dan kawan kawan, merah darahmu  merah semangatmu. Piala AFF 2010 harus jadi milik kita.  Kita bisa !!!
kompasiana


0 comments:

Posting Komentar